Sabtu, 06 Desember 2008

Hukum Terlalu Lemah

Hukum di Indonesia sepertinya terlalu lemah. Dan karena lemahnya hukum itulah, kemunkaran terjadi dimana mana. Korupsi, pembunuhan, pencuria dsb hukumanya hanya penjara sekian bulan. Maksiat terjadi, dibiarkan, seakan pemerintah menutup mata. Mungkin belum siap jika harus menggunaka cara shinsengumi, yaitu aku-soku-zan (jahat langsung bunuh)
Dan hukum islam juga belum bisa diterima sepenuhnya. Lalu harus dengan hukum yang seperti apa?!
Sadarkah anda betapa menyedihkanya bangsa kita? Masyarakatnya kekurangan kesadaran hukum. Hukum yang sekarang tidak lagi bersifat memaksa. Hukum sudah terlalu lemah untuk memaksa,mengatur, dan menertibkan masyarakat. Kini, bukan masyarakat yang mengikuti hukum. Sekarang HUKUM YANG MENGIKUTI MASYARAKAT. Kemana hukum yang cacat ini menuntun kita?!

Kamis, 04 Desember 2008

Bunuh Tikus Kantor!

Para koruptor yang merugikan negara hingga trilyunan rupiah hanya dipenjara puluhan tahun. Kenapa tidak hukuman mati? Karena nyawa mereka terlalu berharga? Padahal dengan trilyunan rupiah, pemerintah dapat menghidupi orang yang membutuhkan, setidaknya meringankan beban mereka. Apakah nyawa mereka lebih rendah dari para koruptor biadab?! Memang, kita tidak dapat merasakan manfaat langsung dengan membunuh koruptor. Tetapi setidaknya, kematian seorang koruptor dapat memaksa calon koruptor berpikir 2x untuk melakukan aksinya. Saya rasa, hukuman mati sangat pantas bagi parasit seperti mereka dan pasti efektif mengurangi presentase korupsi di Indonesia.

Kejahatan terhadap Ibu Pertiwi

Di negara kita, Indonesia tercinta, nasionalis sangat sedikit, bahkan rasa nasionalisme saja banyak yang tidak punya! Anda bilang meraka orang bodoh? SALAH! Mereka tidak berpendidikan? SALAH! Mereka kejam? ITU BARU BENAR! Ya, mereka kejam, KEJAM TERHADAP BANGSA DAN NEGARA! Anda lihat? banyak preman, kriminal, pemalas, para koruptor? Mereka adalah sebagian dari orang orang yang telah membuat Indonesia kita menangis! Tapi, banyak juga yang tidak kita ketahui. Kenapa? Karna dari luar, mereka orang sukses, terpelajar, bahkan berbuat baik. Siapakah mereka? Mereka adalah ORANG ORANG BERILMU TETAPI TIDAK MAU MENYUMBANGKAN ILMUNYA UNTUK BANGSA DAN NEGARANYA! Orang orang cerdas yang memilih TINGGAL DAN MEMBANTU NEGARA LAIN KETIMBANG NEGARANYA SENDIRI. Cendikiawan yang lebih suka MEMAJUKAN BANGSA LAIN KETIMBANG BANGSANYA SENDIRI! Apakah itu salah? TENTU SAJA! Itu bagaikan seorang ayah yang menolong orang lain tetapi meninggalkan anaknya kelaparan, menderita, terjebak dalam kebodohan, tersiksa! Ada juga yang membenci Indonesia walaupun dia orang Indonesia! Itu bagaikan anak membenci ibunya! DURHAKA! Banyak juga membenci Indonesia karna ia menganggap rakyat Indonesia bodoh. Lalu mengapa ia tak berusaha mencerdaskan anak bangsa?
Kita semua adalah anak Ibu Pertiwi. Kita berbeda, tetapi kita tetaplah saudara, tetap satu. Sekarang, ANAK MACAM APAKAH ANDA?! Apakah anak berbakti yang menjaga, melindungi, memperjuangkan dan mencintai Ibu Pertiwi sepenuh hati? Atau ANAK DURHAKA YANG MEMBENCINYA?!